Pembangunan Jembatan Teluk Kendari Ditargetkan Selesai 2018

By Admin

nusakini.com--Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Taufik Widjoyono mewakili Menteri PUPR, Basuki Hadimuljono meresmikan pembangunan awal (groundbreaking) Jembatan Teluk Kendari, Sulawesi Tenggara, Jumat (19/8).

Groundbreaking ditandai dengan penekanan tombol oleh Sekjen PUPR, Taufik Widjoyono dan Gubernur Sulawesi Tenggara, Nur Alam dan pemancangan tiang pondasi jembatan dilakukan di tengah Teluk Kendari. 

Dalam sambutannya, Taufik menargetkan pembangunan Jembatan Teluk Kendari akan selesai di akhir tahun anggaran 2018. Ia berharap dengan dibangunnya jembatan ini akan mendorong pertumbuhan kegiatan perekonomian di Kendari. 

Menurutnya, pembangunan Jembatan Teluk Kendari nantinya merupakan bagian dari sistem jalan nasional yang ada di Kendari. “Dua kecamatan yang dihubungkan ini kan ada jalan nasional yang melingkarinya, ini akan jadi satu sistem,” ujarnya. 

Ia juga berharap Jembatan Teluk Kendari dapat menjadi icon baru Kota Kendari. “Kalau ditata kawasan kaki jembatannya bisa untuk wisata dengan dijadikan lahan publik,” ujarnya. 

Taufik pun berpesan kepada masyarakat Kendari agar selalu menjaga jembatan tersebut setelah selesai dibangun dan beroperasi. 

Diharapkan juga teknologi pembangunan Jembatan Teluk Kendari dapat ditransfer ke perguruan-perguruan tinggi di Kendari. “Kami berharap ada sesuatu yang ditinggalkan, terutama teknologinya, terlebih pembangunan ini telah melibatkan universitas sehingga bisa dilibatkan mahasiswa sebagai bentuk praktek kerja lapangan,” tuturnya. 

Dalam acara tersebut juga dilakukan launching beberapa proyek strategis di Sulawesi Tenggara, salah satunya pembangunan Bendungan Ladongi. “Tahun ini juga akan dibangun Bendungan Ladongi, merupakan bagian dari 49 bendungan baru yang dibangun dalam waktu lima tahun,” ujar Taufik. 

Bendungan tersebut, menurut Taufik akan dimanfaatkan untuk pencegahan banjir, sumber air baku, memberikan tambahan pasokan listrik sebesar 1,5 megawat, dan juga potensi pariwisata. Sementara areal irigasi yang terairi juga akan bertambah seluas 1.392 hektar dari luasan saat ini yakni 2.212 hektar. 

Ia menambahkan bahwa dalam lima tahun periode kabinet kerja, Kementerian PUPR berkomitmen memfokuskan anggaran untuk pembangunan infrastruktur di Indonesia wilayah timur. “Proporsi pembangunan oleh PUPR saat ini lebih dari 50 persen untuk kawasan timur Indonesia," ujarnya. 

Kepala Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) XIV, Akhmad Cahyadi mengatakan Jembatan Teluk Kendari dengan total panjang 1.346 meter akan menggunakan teknologi cable stayed. “Dari daratan sampai jembatan akan menggunakan pra cetak,” ujar Cahyadi. 

Total panjang jembatan utama adalah 474 meter dengan bentang utama sepanjang 200 meter, lebih panjang dari Jembatan Merah Putih di Ambon dan Jembatan Soekarno di Manado. Sebagai jembatan pendekat pada sisi Kota Lama dan Poasia akan dibangun jembatan pendekat berupa gelagar pratekan dengan total panjang berkisar 300 meter. 

Jembatan Teluk Kendari dibangun untuk mendukung jaringan jalan nasional dengan menghubungkan lingkar Kendari pada link Kota Lama dan Poasia. Dengan terhubungnya jalan lingkar ini diharapkan pembangunan di Kota Kendari semakin meningkat. Selain itu Jembatan Teluk Kendari juga direncanakan mendukung pengembangan pelabuhan Bungkutoko dan Kendari Newport yang ke depan akan menjadi pintu masuk bagi komoditi dari dan keluar Kota Kendari maupun provinsi Sulawesi Tenggara dan menjadi penggerak perekonomian wilayah. 

Kontrak Jembatan Teluk Kendari sendiri telah ditandatangani pada 29 November 2015. Melalui proses lelang dan seleksi yang ketat, penyedia jasa terpilih pada pekerjaan ini adalah dua BUMN terbesar di Indonesia yaitu PT PP dan PT NK, yang sudah berpengalaman dalam membangun jembatan sejenis. Nilai kontrak jembatan ini sebesar Rp 729 miliar dengan pembiayaan APBN murni melalui skema multi years kontrak selama 3 tahun.

Pada perjalanannya diperlukan persiapan khusus dan matang agar pembangunan jembatan berjalan sesuai target mutu. Sebagai contoh, desain jembatan ini telah didiskusikan dengan panel ahli yang tergabung dalam Komisi Keselamatan Jembatan dan Terowongan Jalan (KKJTJ). 

Panel tersebut beranggotakan para professor, praktisi dan ahli di bidang jembatan bentang panjang. Melalui komisi tersebut, desain Jembatan Teluk Kendari dikaji ulang berdasarkan peraturan pembebanan terkini serta hasil pengukuran aktual. Seluruh aspek teknis dari tahap pembangunan maupun operasional dibahas dalam komisi tersebut untuk memastikan keamanan dan keselamatan jembatan. 

Sebelumnya pembangunan jembatan ini sempat terhambat karena ditemukannya logam massif yang diduga ranjau dari peninggalan masa perang di dasar teluk sehingga menjadi kendala utama pemasangan tiang pancang, namun pada 20 Juni 2016 lalu bekerjasama dengan TNI AL, semua benda yang diduga ranjau tersebut sudah dibersihkan. 

Pada 2016, telah dialokasikan dana APBN sebesar Rp 225 miliar yang pada perjalanannya dioptimasi menjadi Rp 145 miliar. Dana tersebut akan difokuskan pada penyelesaian fondasi seluruh jembatan. Pada 2017, pekerjaan akan fokus pada pilar utama dan pada 2018 akan dikerjakan lantai jembatan utama dan jembatan pendekat. (p/ab)